Minggu, 27 Januari 2013

Batu Meteor (Satam) dari Belitung

Satam adalah nama batu yang menjadi cinderamata khas Belitung. Satam berasal dari bahasa Cina. Kata “sa” artinya pasir dan “tam” artinya “empedu”.  Satam juga disebut billitonite. Artinya, batu dari Belitung. Nama itu diberikan oleh Ir. N. Wing Easton, seorang berkebangsaan Belanda, pada tahun 1921.   
--> PROSES TERJADINYA

1) Sebuah asteroid besar yang bergerak dari barat laut ke tenggara, menabrak bumi dengan sudut tabrakan yang kecil di laut Cina Selatan (kemungkinan di Teluk Tonkin) pada 780.000 tahun yang lalu.

2) Pada tahap awal dari tabrakan, energi kinetis dari asteroid yang menabrak bumi ini melelehkan dan menghantarkan momentum kepada lapisan atas dari batuan di permukaan bumi (seperti pasir dan lumpur) di daerah tabrakan.

3) Lapisan yang meleleh tersebut terdiri dari batuan yang mencair yang kemudian meninggalkan atmosfer bumi dan pecah menjadi batu semi cair berbentuk bulatan-bulatan kecil (globules) yang bernama "tektite". Globules ini membentuk bola, dumbbells maupun air mata, hal itu tergantung pada kecepatan rotasi yang terjadi pada waktu pembentukan batu tektites atau batu satam tersebut.


4) Batu Satam yang berbentuk bola, dumbbells dan air mata akan mendingin dengan cepat, saking cepatnya hingga mereka membentuk kaca (sama dengan kaca, namun tidak murni, seperti di yang ada di botol anggur). Bila kaca dipanaskan dengan tidak merata (perbedaan temperatur yang besar antara bagian depan dan belakangnya), ia akan pecah. Seperti menuangkan air mendidih kedalam gelas minum.

5) Setelah terjadinya tabrakan dengan asteroid, sekitar 5-6 menit setelahnya bola yang telah membeku dan menjadi solid, masuk kembali ke atmosfir bumi dan jatuh di Belitung. Gaya grafitasi bumi yang besar, membuat Batu Satam tersebut jatuh dengan kecepatan tinggi sehingga gaya gesekan yang dialaminya memanaskan bagian depan batu.


6) Bagian depan dari Batu Satam ini akan membentuk pecahan-pecahan kecil. Pecahan ini ditingkatkan juga oleh tekanan yang intens karena perlambatan kecepatan. Kecepatan kosmik yang dibawa oleh momentum Batu Satam ini pada akhirnya akan berkurang dan pecahnya batuan juga akan berkurang.

7) Karena itulah Batu Satam jatuh ke bumi dengan gravitasi dengan gerakan yang lebih vertikal. Setibanya di bumi Batu Satam dibawa oleh air sungai dan mungkin tererosi. Hingga akhirnya Batu Satam tergabung dengan endapan sediment yang biasanya mengandung timah (tererosi dari deposit panas bumi yang terkait dengan intrusi batu granit).

Batu satam


8) Di dalam tumpukan pasir yang berporositas tinggi, air tawar akan dengan sangat perlahan mengukir Batu Satam dan membuat retakan setipis kertas (terbentuk karena gelas itu dipanaskan saat memasuki kembali atmosfer bumi) yang kemudian membesar dan membentuk parit kecil berbentuk U. Perhatikan bahwa parit berbentuk U diatas hanya terbentuk di bagian yang terpanaskan, bagian depan dari Batu Satam (Tektite). Bagian belakang dari Batu Satam ini tetap seperti aslinya, berbentuk bola.
Hasil Kerajinan dari batu satam.
dapat dibuat berbagai macam kerajinan tangan, salah satu nya gantungan buah kalung, miniatur laba-laba, dan cincin dan masih banyak yang lainnya..
Gantungan Buah kalung

Miniatur laba-laba

Cincin

Batu hitam ini bagian luarnya berlekuk-lekuk dan tidak rata. Seperti dihiasi ukiran-ukiran. Bagian dalamnya sebaliknya. Rata, halus, dan seperti kaca berwarna hitam.    
Pusat kerajinan batu satam terletak di Pangkal Lalang, Tanjung Pandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar